Iman, Amal Saleh, dan Kekuasaan

00.51 0 Comments A+ a-

وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَى لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِنْ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا يَعْبُدُونَنِي لَا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا وَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ
“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh- sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.” (Q.S. An-Nur: 55)
Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan beramal saleh akan menjadikan mereka berkuasa di muka bumi dan menjadikan agama mereka, agama yang kokoh dan kuat, dan akan memberikan kepada mereka nikmat keamanan dan kesejahteraan. ltulah janji Allah dan janji itu adalah janji yang pasti terlaksana karena mustahil Allah memungkiri janji-Nya selama mereka berpegang teguh kepada perintah dan ajaran-Nya. Memang janji itu telah terlaksana dengan kemenangan beruntun yang dicapai kaum Muslimin di masa Nabi saw dan di masa sahabatnya Khulafaurrasyidin. Di masa Nabi Muhammad, kaum Muslimin telah dapat menaklukkan kota Mekah, Khaibar, Bahrain seluruh Jazirah Arab dan sebahagian dari wilayah kerajaan Romawi, bahkan raja Rum, Muqauqis di Mesir dan Najasyi (Negus)di Ethiopia pernah mengirimkan hadiah kepada Muhammad saw.
Sesudah Nabi saw wafat dan pemerintahan dikendalikan oleh para sahabat (Khulafaurrasyidin) mereka selalu mengikuti jejak Rasulullah saw dalam segala urusan. Dengan demikian kekuasaan mereka meluas ke mana-mana baik ke Timur, ke Barat, ke Utara dan ke Selatan, maka tersebarlah agama Islam dengan pesatnya serta dianut oleh penduduk negeri-negeri yang dikuasai dengan penuh kesadaran tanpa paksaan dan ancaman, dan mereka benar-benar menikmati keamanan dan kesejahteraan karena mereka benar-benar kuat, disegani oleh kawan dan lawan.
Rabi’ bin Anas pernah berkata mengenai ayat ini, “Nabi Muhammad saw berada di Mekah selama sepuluh tahun menyeru orang-orang kafir Mekah kepada agama tauhid, menyembah Allah tanpa mempersekutukan-Nya dengan cara sembunyi-sembunyi sedang orang-orang yang beriman selalu berada dalam ketakutan dan kekhawatiran. Mereka belum diperintah untuk berperang. Kemudian mereka disuruh hijrah ke Madinah lalu mereka datang ke sana dan turunlah perintah berperang. Mereka selalu berada dalam ketakutan dan kekhawatiran, tetapi menyandang senjata pagi dan petang, dan mereka tetap tabah dan sabar. Kemudian datanglah seorang sahabat menemui Nabi dan berkata: Ya Rasulullah apakah untuk selama-lamanya kita harus berada dalam kekhawatiran dan kewaspadaan ini? Kapankah akan datang waktunya kita dapat merasa aman dan bebas dari memanggul senjata? Maka Rasulullah saw menjawab: Kamu tidak akan lama bersabar menunggu keadaan itu. dan tidak lama lagi akan tiba waktunya di mana seorang dapat duduk di suatu pertemuan besar yang tidak ada sepotong senjata pun terdapat dalam pertemuan itu. Lalu turunlah ayat ini. Allah telah mengingatkan kaum Muslimin yang telah sukses mencapai kemenangan, keamanan dan kesejahteraan itu dengan firman-Nya:
واذكروا إذ أنتم قليل مستضعفون في الأرض تخافون أن يتخطفكم الناس فأواكم وأيدكم بنصره ورزقكم من الطيبات لعلكم تشكرون
Artinya:Dan ingatlah (hai para Muhajirin) ketika kamu masih berjumlah sedikit, lagi tertindas di muka bumi (Mekah), kamu takut orang-orang (Mekah) akan menculik kamu, maka Allah memberi kamu tempat menetap (Madinah) dan dijadikan-Nya kamu kuat dengan pertolongan-Nya dan diberi-Nya kamu rezeki dari yang baik-baik agar kamu bersyukur. (Q.S. Al Anfal: 26)
Demikianlah kaum Muslimin tetap kuat dan disegani, menikmati keamanan dan kesejahteraan di masa Khalifah Abu Bakar, Umar, Usman, sampai timbul pertentangan yang hebat antara kaum Muslimin semenjak pemerintahan Ali bin Abu Talib dan terjadilah perang saudara antara sesama mereka pada hal perang sesama Muslimin itu sangat bertentangan dengan firman Allah:
واعتصموا بحبل الله جميعا ولا تفرقوا واذكروا نعمة الله عليكم إذ كنتم اعداء فألف بين قلوبكم فأصبحتم بنعمته إخوانا
Artinya:
Dan berpeganglah kamu semuanya kepada (tali) agama Allah dan jangan kamu bercerai-berai dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara. (Q.S. Ali Imran: 103)
Dan firman-Nya
ولا تكونوا كالذين تفرقوا واختلفوا من بعد ما جاءهم البينات وأولئك لهم عذاب عظيم
Artinya:
Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka. Mereka itulah orang-orang yang mendapat siksa yang berat. (Q.S. Ali Imran: 105)
Semenjak itu terjadilah pasang surut dalam pemerintahan Islam. Pada suatu waktu mereka jaya dan mulia dan di waktu yang lain mereka lemah tak berdaya menjadi mangsa bagi kaum yang lain sesuai dengan keadaan dan kondisi mereka dalam mempraktekkan ajaran Islam, menaati perintah Allah dan Rasul-Nya. menegakkan keadilan dan kebenaran dan menjaga kesatuan umat agar jangan berpecah belah.
Sumber : http://www.al-intima.com/nasehat/iman-amal-saleh-dan-kekuasaan