Siapapun Walikota Terpilih, Rakyatlah Pememangnya
19
September 2013, baru saja masyarakat kota Pontianak telah memberikan hak
suaranya pada pemilihan walikota Pontianak dan tentu saja rasa resah
menyelimuti kita semua menanti rekap sah suara dari KPU. Seperti namanya
“Walikota” berarti masyarakat sedang menunjuk siapa orang yang berhak menjadi Wali
atau orang yang bisa mewakili mewujudkan berbagai kebutuhan, aspirasi mereka
atau orang yang dipercaya untuk mengurusi berbagai permasalahan masyarakatnya.
Masyarakat perlu memahami bahwa calon pemimpin-pemimpin khususnya pada pilwako
Pontianak adalah pionir yang diberikan kepercayaan, amanah oleh masyarakat
untuk merealiasasikan visi masyarakat, karana hakikatnya mereka meperjuangkan
kepentingan masyarakat.
Dalam
konteks demokrasi, kita mengenal beberapa prinsip diantaranya adalah pemimpin
adalah bagian integral dari masyarakat, pemimpin bekerjasama dengan masyarakat
dalam mengayunkann langkah-langkah perjuangan dan seluruh perjuangan pemimpin
adalah untuk membela, membela, memperjuangkan dan mensejahterakan masyarakat.
Jika,
pemahaman ini ada pada calon-calon walikota Pontianak, tentu kita tidak perlu
resah dengan siapapun kandidat yang memenangkan pilwako, karena masyarakatlah
yang sesungguhnya menjadi pemenang. Karena
kita percaya mereka bisa mewujudkan visi masyarakat.
Namun,
realitas yang ada di situasi kontemporer tidaklah selalu seperti yang kita
harapkan, jika kita berkaca pada proses pemilihan walikota masih mengarah pada
mahalnya ongkos politik, dan ini akan memicu tindak KKN dari para pemenang
untuk mengembalikan isi-isi kantong mereka yang terkuras. Dana yang dikucurkan masing-masing calon wali kota
untuk berkampanye membuat kita bertanya, bisakah kita (masyarakat)
mengembalikan uang yang mereka kucurkan untuk menduduki posisi walikota? Apa
jadinya jika para pemimpin hanya fokus mengembalikan isi kantongya pada masa
kepemimpinannya nanti ? Semoga saja prasangka ini tidak benar dan kita
benar-benar mendapatkan walikota yang bisa mewujudkan visi besar masyarakat
kota pontianak.