Mahasiswa Luar Biasa & Mahasiswa Biasa di Luar

20.23 0 Comments A+ a-

 Menjadi Mahasiswa, jika kita pahami melalui pendekatan bahasa maka di dapat makna dari kata menjadi adalah adanya perubahan sebuah keadaan, wujud atau barang. Dalam Perpspektif pendidikan, perubahan ini bisa kita pahami sebagai perubahan pola pikir, perubahan perilaku dan perubahan dalam berbagai aspek dalam kehidupan.
Nah, bagaimana semestinya kita menempatkan kata menjadi mahasiswa ini agar “ia” bisa menjadi dasar perubahan dalam berbagai aspek kehidupan kita. Pertama mari kita kupas tentang perubahan pola pikir. Pola pikir tidak terbentuk begitu saja tanpa ada yang mempengaruhi sebelumnya. Apa kebiasaan sehari-hari yang dilakukan? Dengan Siapa Anda bergaul? Siapa Guru Anda? Buku Apa yang Anda baca? Beberapa pertanyaan di atas adalah pertanyaan yang harus dijawab jika ingin mengetahui apa yang mempengaruhi pemikiran kita.     Pada dasarnya pola pikir terbentuk dari akumulasi pengalaman masa lalu yang mengkristal menjadi pemikiran dan cara pandang kita terhadap kehidupan yang bermujud tindakan. “Pola pikir ini juga yang kebanyakan membuat mahasiswa menyimpang, gagal bahkan Drop Out dari kampus” Why? Mari kita teruskan. Para pakar mengungkapkan “Perubahan social dimulai dari perubahan pola pikir atau cara pandang”. Ketika cara pandang kita terhadap sesuatu sudah salah maka itu adalah awal dari kesalahan yang akan mengakibatkan kesalahan-kesalahan yang akan berujung pada tindakan berikutnya. Mari kita perjelas, misalnya cara pandang seseorang terhadap kata “MAHASISWA”. Seperti apa mahasiswa? Apa kewajibannya? Apa tugas mahasiswa? Apa yang seharusnya dilakukan mahasiswa ketika melihat sebuah permasalan? Bagaimana mahasiswa belajar? Apa yang membedakannya dari Siswa? Jika Anda gagal dalam memahami pertanyaan di atas maka akan ada tindakan yang menyimpang dari yang seharusnya dimiliki oleh seorang MAHASISWA.
Kedua, mari kita singgung sedikit tentang perubahan perilaku. Seperti Teori perubahan social yang saya paparkan sebelumnya, bahwa perubahan social dimulai dari perubahan pola pikir. Maka jika kita ingin adanya perubahan dalam perilaku maka hal pertama yang harus dituntaskan adalah adanya perubahan pola pikir.
WARNING. Sebelum Anda memahami tulisan saya yang di atas saya sarankan agar Anda tidak melanjutkan kepada tulisan selanjutnya, karena kita berbicara tentang Perubahan pola pikir menjadi perubahan Perilaku. Jika Anda belum bisa memahai pola pikir tulisan ini bagaimana Anda bisa menerapkanny dalam perbuatan.
Jika sudah, mari kita lanjutkan. Sekarang kita akan berbicara tema yang saya paparkan di atas Mahasiswa Luar Biasa vs Mahasiswa Biasa di luar.
Bagaimana Anda memahami kata “MAHASISWA”. Tentunya ada perbedaan dari kata SISWA, yakni ada penambahan kata MAHA. Seharusnya yang berhak memegang kata MAHA adalah Allah SWT (merek motor YAMAHA juga perlu kita kritik sebenarnya, he ). Fokus, pemahaman kata MAHA dalam MAHASISWA bisa dipahami bahwa dalam tingkatan SISWA/PELAJAR, MAHASISWA menempati posisi teratas. Artinya, untuk Anda yang menyandang gelar Mahasiswa harus bisa menempatkan diri Anda di atas SISWA.
Pertama, MAHASISWA tidak hanya memiliki tugas belajar seperti siswa, dia punya tugas lain yang membedakannya dari SISWA yakni, mengabdi dan meneliti. Pada hari ini banyak fenomena yang terjadi di kalangan Mahasiswa yang tidak merepresentasikan sosok MAHASISWA itu sendiri. Seperti, Study Orientied dan Mahasiswa Abadi .
Mahasiswa tidak hanya mempunyai tugas belajar. Kalau hanya belajar, apa yang membedakannya dari SISWA? Mahasiswa memiliki tanggungjawag social, mereka adalah penyambung lidah masyarakat dan pemerintah (perspektif gerakan). Tanggung jawab social ini bisa diwujudkan dengan tindakan yang peduli dengan berbagai fenomena social yang terjadi disekitarnya, baik yang berkaitan dengan akhlak, ekonomi dan politik. Di akhir semester ada yang namanya KKN atau mahasiswa diterjunkan langsung ke masyrakat untuk belajar dan mengamalkan ilmu yang mereka dapatkan di kampus. Jika kita cermati dari tujuan pendidikan dengan diadakannya KKN adalah untuk mempersiapkan mahasiswa agar siap beradaptasi dan berkompetisi di masyarakat. Pada hari ini ada sesuatu yang menarik yang dilakukan mahasiswa yang tergabung dalam berbagai organisasi kemahasiswaan. Mereka sengaja dipersiapkan dari awal kuliah, awal bergabung di organisasi tersebut agar siap Back To Society tanpa menunggu program KKN dari kampus untuk melatih diri beradaptasi dan berkompetisi di masyarakat.
Selanjutnya, mahasiswa mempunyai tanggungjawab keilmuan. Banyak mahasiswa yang terlena dengan tanggungjawab keilmuan yang seharusnya ia penuhi. Bagaimana mungkin mahasiswa yang mempunyai tanggung jawab social tapi melalaikan tanggungjawab keilmuannya. Apa yang akan ia berikan kepada masyarakat sementara “Dangkal Keilmuannya”. Sehingga tidak jarang ada yang mengatakan Mahasiswa yang sesat dan menyesatkan jauh dari kemaslahatan. Na’uzubillah.
Oleh karena itu untuk memandu kedua tanggungjawab tersebut, kita tidak bisa melupakan tanggungjawab sesungguhnya yakni, tanggungjawab sebagai HAMBA ALLAH.
Kesimpulan dari tulisan ini adalah perlunya sikap Balance sosok MAHASISWA dalam merealisasikan tanggung jawab social, tanggungjawab keilmuan dan tanggungjawabnya sebagai hamba Allah.
Sehingga Anda akan menjadi Mahasiswa Luar biasa bukan menjadi menjadi Mahasiswa yang biasa di Luar, diluar tanggung jawabnya sebagai dirinya sebagai MAHASISWA, diluar tanggungjawabnya sebagai hamba Allah SWT.
“Semoga bisa menginspirasi para mahasiswa”
Author : “Soe” twit.@Suprapto_zkr